Selasa, 03 April 2018

Berada di Semak Belukar, Ini Dia Candi Ijo Yogyakarta Yoni Jumbo Terbesar Ketiga di Yogya yang Ukurannya Bikin Mlongo!

Tersembunyi di antara rongsokan truk yang dibelit semak belukar, sebuah Yoni berukuran jumbo ternyata ada di gudang alat berat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR.

Yoni yang menjadi simbol Siwaisme ini merupakan ketiga terbesar yang ditemukan di Yogyakarta. Besarnya yoni berbahan batu andesit utuh ini hampir seukuran kepala truk engkel.

Yoni bercerat indah di bagian penyangganya ini berada di lahan gudang alat berat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian PUPR di Kalitirto, Berbah, Sleman.

Masyarakat sekitar mengenal lahan ini sebagai gudang PU. Sejumlah pegiat Komunitas Kandang Kebo membersihkan semak belukar yang menutupi Yoni itu, Senin (19/3/2018) siang.

Kini, Yoni yang jadi perlambang Parwati, istri Siwa itu bisa disaksikan secara utuh dimensi maupun sisa-sisa keindahannya. Lokasi sekitar yang jadi tempat parkir berderet truk PU tetap dibiarkan penuh semak belukar.

"Saya kira ini termasuk yoni berukuran paling besar selain yang di Candi Prambanan dan Candi Ijo," kata Transpiosa Riomanda, yang menahbiskan diri sebagai antropolog jalan-jalan.

Mas Cuk, demikian biasa ia disapa, sudah malang melintang blusukan ke lokasi-lokasi peninggalan masa kuno di Pulau Jawa maupun luar Jawa.

Ia membandingkan Yoni jumbo PU ini dengan Yoni raksasa bersegidelapan di Sedah, Japanan, Mojowarno, Jombang, dan yoni Klinterejo di Mojokerto.

"Ukurannya sama-sama besar. Bedanya yang di Sedah dan Klinterejo itu diduga tanda batas wilayah kota Majapahit," lanjut Mas Cuk kepada Tribunjogja.com.

Sayang, riwayat Yoni di lahan PU ini minim catatan. Bambang, salah seorang asisten manajer di gudang PUPR mengaku buta cerita karena baru dua tahun bertugas di tempat ini.

Pengukuran yang dilakukan aktivis Komunitas Kandang Kebo, Yoni ini berukuran tinggi 171 cm, panjang dan lebar 131x132 cm. "Bobot saya kira lebih dari satu ton," kata Bambang.

Cahyo, petugas keamanan gudang juga sama. Benda itu sudah ada di lokasi ketika ia mulai bekerja di instalasi pemerintah ini.

"Yang tahu mungkin sudah pensiun, sudah sepuh banget, atau barangkali malah sudah meninggal," kata Cahyo kepada Tribunjogja.com.

Secara penampilan fisik, kondisi Yoni jumbo ini relatif bagus. Namun bagian kepala naga atau ular sendok (kobra) dan kura-kura penyangga cerat, pecah dan tidak ditemukan lagi.

Padahal dilihat dari kehalusan tatahan dan ornamen di bagian yang tersisa, kepala naga dan kura-kura itu kemungkinan sangat indah.

Di bagian siku kiri depan, batu aslinya juga terlihat sudah diganti dengan cetakan pasir semenm Sedangkan tubuh Yoni termasuk relief sulur-sulurnya berbalur adonan semen tipis.

Bagian penyangga cerat menurut Mas Cuk memiliki makna simbolik. "Kura-kura itu simbol perantara mikrokosmos dan makrokosmos, dunia kecil dan besar," terang Mas Cuk seusai aksi pembersihan semak penutup Yoni.

Keselarasan dua dunia itu ada dalam kosmologi Hindu (Siwa), dan juga dikenal dalam Buddha. Yoni sebagai perlambang Parwati, biasanya selalu dilengkapi Lingga (phallus) sebagai simbol Siwa.

Tidak diketahui di mana Lingga pasangan Yoni jumbo, seiring dengan gelapnya asal usul benda ini. Namun dari cara perletakannya yang diberi alas tumpukan bata, Yoni ini diduga pindahan dari lokasi lain.

Jika asal usul Yoni jumbo di gudang PU ini diketahui, kemungkinan ada cerita besar di baliknya. Yoni berukuran super seperti ini biasanya diletakkan di dalam candi utama Siwa.

Persis seperti di Candi Siwa Prambanan dan Candi Ijo. Di Candi Ijo, Yoni jumbonya masih utuh meski tidak berbahan batu andesit solid.

"Di Candi Ijo Yogyakarta, yoni besar itu knock-down. Ada empat lapisan batu penyusunnya," kata Teddy Pitrasari, pegiat Komunitas Kandang Kebo.

Sedangkan Yoni terbesar yang pernah ditemukan di wilayah Yogyakarta berasal dari Polangan, Sumberharjo, Prambanan.

Yoni bercerat indah dan masih utuh yang ditemukan 2 Agustus 2010 oleh tim BPCB DIY disebut berbobot tiga ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar